My Life as a Clinical Pharmacist in the Hospital

HOLA READERS !!

Welcome back to my blog in 2022

It has been a long time since my last update. 

Thank you for being here and hope you the best. 

Aku mau ceritain tentang kehidupan aku selama menjadi apoteker klinis (clinical pharmacist) di salah satu rumah sakit. Awalnya aku coba di RS karena memang aku suka bekerja bagian klinis, makanya bidang penelitian aku juga di klinis. Banyak hal yang terjadi selama bekerja sebagai farmasi klinis (if you know you know). Ada banyak kasus pasien yang terjadi. Ada banyak problematika kehidupan juga yang aku alami. Tapi untuk artikel ini aku akan fokus ke peran aku sebagai apoteker klinis di RS itu apa aja. Aku sebenarnya ngapain aja disana. 

Jadi buat semuanya yang mungkin masih mahasiswa baru atau baru mau memilih jurusan farmasi, aku akan jelasin sedikit terkait farmasi klinis. Farmasi klinis adalah cabang ilmu farmasi di mana apoteker klinis memberikan perawatan pasien secara langsung yang mengoptimalkan penggunaan obat-obatan dan meningkatkan kesehatan, kebugaran, dan pencegahan penyakit. Apoteker klinis merawat pasien di semua pengaturan perawatan kesehatan tetapi gerakan farmasi klinis awalnya dimulai di dalam rumah sakit dan klinik. Apoteker klinis sering bekerja dalam kolaborasi dengan dokter, asisten dokter, praktisi perawat, dan profesional kesehatan lainnya.

Mulai paham? Apa mulai makin bingung? 

Intinya, sebagai apoteker klinis kita berorientasi pada pasien. Kita harus memastikan obat-obatan yang diberikan kepada pasien benar, tidak melebihi dosis yang seharusnya, tidak memiliki interaksi yang membahayakan pasien, dan tidak menimbulkan efek samping kepada pasien. Jadi kita memastikan ketepatan penggunaan obat pasien dari segi klinisnya (clinical suitability). 

Nah, apa aja sih yang sebenarnya aku lakuin selama di RS? 

---

Oiya sebelumnya disclaimer dulu. RS tempat aku bekerja hanya memiliki 1 apoteker klinis yaitu aku, dimana menurut aku dan yang aku bayangkan sebelum bekerja adalah memiliki partner yang bisa aku ajak diskusi dibidang klinis juga. Namun, ya bagaimanapun aku harus mulai mandiri, berdiskusi dengan teman klinis di RS lain, memanfaatkan koneksi yang aku punya untuk membahas case-case yang aku temui dilapangan. Aku tidak tau pasti kenapa apoteker klinis di RS ini cuma 1 orang saja, tapi ya begitu kenyataannya, mungkin kedepannya akan bertambah, aamiin. Untuk kalian ketahui juga, sebenarnya ada beberapa apoteker lain di tempat aku bekerja juga, namun memang tidak ada yang benar-benar menguasai bidang klinis, atau menyukai klinis lebih dari aku, karena memang penjurusannya tidak memilih klinis. 

---

Gimana sih kehidupan sebagai apoteker klinis? Apa aja yang dilakuin sebenarnya? 

1. Keliling atau mengunjungi tiap tiap nurse station

 

Karena aku adalah apoteker klinis sendiri, jadi sudah menjadi kewajiban aku untuk berkeliling dan mengunjungi setiap nurse station yang ada. Tujuannya adalah untuk melihat rekam medis pasien, dimana dari rm tersebut kita bisa mengetahui kondisi pasien, dari hari ke hari. Hasil lab pasien atau USG atau XRay. Selain itu, kita juga dapat melihat kartu obat pasien (penggunaan obat pasien setiap hari yang diberikan atau disuntikkan oleh perawat). 

2. Menganalisa rekam medis pasien

Tentu saja, kita tidak hanya melihat saja rekam medis pasien, namun juga menganalisa dan mengecek clinical suitability nya. Baik dari segi dosis, ketepatan indikasi, kontraindikasi, interaksi, efek samping dan reaksi lain yang mungkin saja ditimbulkan oleh obat yang diterima pasien. Terutama pasien dengan hasil lab yang tidak normal, atau memiliki komorbid atau juga riwayat berbagai macam penyakit dan mendapatkan polifarmasi. Jika tidak ada permasalahan pada hasil lab maupun penggunaan obat pasien, maka kita dapat melihat rekam medis pasien selanjutnya. 

3. Melakukan PTO dan visite 

Namun, apabila terdapat permasalahan yang ditemui dilapangan, terkait dengan kondisi pasien (hasil lab atau penggunaan obatnya). Maka kita harus menganalisa dan melihat kondisi pasien secara langsung dengan visite (jika memang diperlukan) terutama pasien yang multiple diagnosis atau mendapatkan polifarmasi dan menuliskan hal tersebut pada lembar CPPT (Catatan Pasien Terintegrasi). Apabila dibutuhkan tindakan yang cito atau urgent, kita dapat meminta bantuan perawat untuk menelpon dokter dan menyampaikan temuan kita dengan sistematis dan runut menggunakan metode SBAR (Situation-Background-Assesment-Recommendation). 

4. Membantu kegiatan farmasi lainnya

Setelah menyelesaikan tugas kita dan masih memiliki waktu luang, maka kita dapat membantu teman sejawat lain dalam hal penyimpanan obat, pemberian obat kepada pasien, konseling, dan rekonsiliasi obat (terutama bagi pasien yang baru masuk). 

5. Melakukan pengecekan Trolley Emergency dan Kit Emergency

Sebenarnya ini bukan hanya jobdesk apoteker klinis, namun ini juga aku lakukan sembari keliling ke ruangan-ruangan tadi. Tujuannya adalah memastikan obat-obat emergency yang diperlukan selalu tersedia dan mencegah obat kadaluwarsa karena kurangnya pengawasan dan pengecekan dari farmasi. 

Nah, jadi itu dia kegiatan aku sebagai apoteker klinis di RS. Jika RS kalian juga akan akreditasi, maka tentunya kegiatan yang kita lakukan akan bertambah banyak ya teman-teman. Meski begitu, tetap semangat yaaa. Seru kok berinteraksi dengan banyak orang, ada pasien dan tenaga kesehatan lain. Menambah koneksi juga untuk teman-teman semua kedepannya. Intinya bekerjalah demi meningkatkan kualitas hidup pasien, karena terkadang yang mereka butuhkan adalah support dari kita sebagai tenaga kesehatan. 

See ya.