GIMANA RASANYA KULIAH PROFESI APOTEKER (PSPA) ?! IS IT HARD?
HOLAAAA
It has been a loooonggg time. What's up ?
Hope y'all doing great in your life.
Finally, Alhamdulillah.
I have passed all of the exams with an incredible score (in my opinion o.c)
and for that reason, I want to write about what's going on in my life since I'm being an apothecary student.
So, here we go again.
Pertanyaan yang paling sering ditanyakan oleh mahasiswa Sarjana Farmasi yang akan masuk ke profesi Apoteker adalah "susah ga si kuliah apoteker itu?" dan "bedanya apa ya sama pas S-1 atau sarjana?"
Yap, jawabannya bagi aku adalah SUSAH BANGET dan BEDA BANGET.
Tanpa berlama-lama dalam intro lagi, aku akan langsung menjelaskan kenapa aku jawab seperti itu.
ps. disclaimer dulu sebelumnya, ini adalah menurut opini aku pribadi dan berdasarkan curahan hati beberapa teman-teman yang juga menjalani profesi dari universitas yang berbeda. Jadi, jangan sama ratakan semuanya, because im not doing a real research on this.
Q1. Susah ngga sih sebenarnya kuliah Apoteker itu?
Sebenarnya kata "susah" atau "sulit" itu bersifat sangat subjektif, tapi sejauh ini aku belum menemukan mahasiswa yang mengatakan bahwa kuliah Apoteker itu mudah. So, it is what it is. Menurut aku, meskipun kita udah pinter banget sekalipun, tetap aja kerasa "HECTIC". Maka dari itu, kita cenderung nyebutnya susah. Bukan susah yang sesungguhnya susah, tapi ke-hectic-annya itu, yang mengalahkan semuanya dan stigma susah pun muncul.
Pertanyaan yang mungkin muncul di benak kalian adalah "kenapa bisa hectic bgt?" Okay, gini ya. Kita tahu bersama bahwa kuliah profesi Apoteker itu hanya 1 tahun. Namun, dalam 1 tahun itu, kalian harus mempelajari seluruh aspek dalam bidang kefarmasian, such as industry, clinical, undang-undang, wirausaha or how to build your own pharmacy aka Apotek. Materinya itu cukup banyaak, dan karena kita profesi, kita udah engga bisa cuma belajar materi doang, tapi harus ke case-case yang terjadi dilapangan juga. Ya bisa kalian bayangkan sendiri seberapa hectic-nya kita, apalagi dalam 1 tahun itu kita harus melakukan PKPA (Praktik Kerja Profesi Apoteker) di beberapa tempat, tergantung pilihan dan juga univ, apakah ada peminatan atau engga. Kebetulan univ aku ngga ada peminatan (klinis atau industri), hanya ada pilihan aja (Dinkes-Puskes atau BPOM atau PBF) , jadi kami harus melakukan PKPA di setiap tempat yaitu RS, INDUSTRI, Apotek dan disalah satu tempat yang menjadi pilihan.
Intinya adalah saat profesi kita di didik untuk menjadi seorang Apoteker, dimana tugas dan tanggungjawabnya itu sangat besar terkait QSE (Quality, Safety dan Efficacy) obat di industri farmasi, keselamatan pasien dan mencegah terjadinya DRP (Drug Related Problem), bagaimana membangun atau me-manage usaha (apakah itu Industri Farmasi, Apotek, Klinik, UKOT, UMOT, Industri Kosmetik, etc), dan juga harus selalu update pengetahuan terkait pembaharuan obat-obat dan peraturan yang terkait agar tidak salah arah dan tujuan. BERAT BGT GA SI?? IYAAA!!! Aku baru sadar, kita sebagai farmasi ternyata punya peran yang begitu besar dalam dunia kesehatan juga. Say Masya Allah.
Jujur, aku adalah mahasiswa yang sama sekali ngga tahu kehidupan profesi Apoteker itu seperti apa. Ngga pernah bertanya juga sama kating (sebelum memutuskan untuk masuk), paling cuma ada sekali dua kali pas ketemu temen yang dari univ lain dan udah profesi, jadi nanya-nanya, dan jawabannya pasti "bisa kok dijalani". Sebenarnya aku ingin marah sih kalo ada yang bilang seperti itu. Kenapa orang-orang itu ngga bilang langsung KENYATAANNYA aja? Kenapa harus ditutup-tutupi? Manfaatnya itu apa? Mematahkan semangat orang-orang yang baru akan masuk profesi? IT IS NOT!
Menurut aku, ketika kita mengatakan yang sebenarnya, itu malah bagus, jadi mereka yang baru akan masuk profesi bisa MEMPERSIAPKAN dan MELATIH MENTAL dan FISIK secara total gitu. Sehingga saat menjalaninya, mereka ngga se-SHOCK itu lagi. Tolong yaa untuk teman-teman yang udah menjalani profesi, janganlah menutup-nutupi keadaan yang sebenarnya terjadi. Kamu ngga harus menutupi hal itu sampai mereka benar-benar merasakannya. Itu ngga baik.
Aku kasih contoh sederhana ni untuk kita semua, misalkan kamu baru mengikuti kompetisi, ternyata tantangannya adalah untuk melewati jalanan berbatu tanpa menggunakan alas kaki. Kemudian kamu udah sampai ke garis finish dengan kaki yang sangat perih bahkan sampai berdarah. Terus bulan depan kompetisi itu diadakan kembali dan ada teman kamu yang akan ikut, dia menanyakan bagaimana kamu bisa melewati kompetisi itu? Apa kamu akan jawab, "pasti bisa kok itu kalo dijalani". Oh cmon dude, bukan gitu cara mainnya. Apa salahnya kamu bilang, "kaki aku berdarah, kamu harus sering-sering latihan untuk jalan tanpa alas kaki." Itu akan lebih baik, teman kamu pasti akan berlatih untuk itu. Kenapa kita harus menjadi jahat dan mengatakan "gapapa bisa kok dilewatin". Apanya yang bisa? Memangnya kamu tau keadaan fisik dan mental seseorang seberapa tangguh. Tiap orang itu beda-beda level toleransinnya, jadi tolonglah jangan begitu ya. Bukan hanya di pertanyaan terkait profesi ini ya, tapi apapun itu.
Q2. Apa bedanya kuliah Apoteker sama pas S-1?
Nah, kalo ini aku bisa jawab dengan yakin bahwa IT IS TOTALLY DIFFERENT. Perbedaannya mulai dari sistem pembelajarannya, terus pasti karena ada PKPA (Praktik Kerja Profesi Apoteker). Yap, mari kita bahas satu-satu.
Pertama, sistem pembelajaran. Kalo di S-1 kita belajar banyak banget hal dan bener-bener belajar dari dasar kan, nah di profesi kita udah nggak belajar seperti itu lagi, tapi kita dihadapkan dengan kasus-kasus yang nyata terjadi di lapangan (saat kita bekerja nanti). Baik itu di bidang pemerintahan, klinis maupun industri. Oiya, tugasnya itu banyaaaaaaaak banget. Sebanyak itu (yg aku rasain). Kenapa kita langsung belajar kasus? Ya karena kita dianggap sudah mempelajari ilmu itu saat S-1, jadi memantapkannya semasa profesi ini. Untuk kalian yang dosennya pernah bilang "nanti ini kalian pelajari lebih lanjut di profesi", aku hanya bisa memberikan saran untuk minta aja dosen kamu ngejelasin itu, karena kamu belum tentu akan mendapatkan pembelajaran itu di profesi (it depends, menurut aku ilmu profesi lebih ke ilmu praktik kerja dan perundang-undangan). So ya, selama dosen kamu mau ngajarin, minta aja diajarin terus pas S-1.
Kedua, PKPA. Beberapa univ memang langsung membagi bidang menjadi klinis atau industri, namun di univ aku nggak seperti itu. Kami diwajibkan untuk PKPA di semua tempat (tapi sampai sejauh ini aku bersyukur banget banget banget, karena jadi bisa kebayang kerja di semua bagian itu tantangannya apa, lingkungannya gimana). Jujur, aku awalnya ingin ke klinis, karena aku suka dosen yang mengajarkan mata kuliah itu saat S-1. Tapi, saat aku PKPA, aku benar-benar ingin bekerja di industri. It feels so damn good. Selain PKPA yang berbeda, untuk tugas atau laporan yang dibuat selama PKPA juga berbeda di tiap univ. Beberapa univ ada yang mensyaratkan laporan harian disertai tugas khusus aja tanpa harus ada laporan akhir lagi. Tapi univ aku sangat spesial karena ada laporan harian, tugas khusus dan laporan akhir. Sungguh luas biasa bukan? Im feeling bless here.
Ketiga, aku nambahin sedikit terkait sistem penilaian. Mengapa kita lihat banyak sekali mahasiswa profesi yang IPK nya besar-besar? Padahal saat S-1 tidak begitu besar? Jawabannya adalah saat profesi SKS terbesar dipegang oleh nilai PKPA, dan ya rata-rata para preseptor atau pembimbing PKPA itu orang-orang yang baik, jadi mereka tidak segan memberikan nilai yang baik, apalagi jika selama PKPA kita banyak membantu dan memberikan kontribusi-kontribusi penting lainnya. Jadi, jangan khawatir, tapi tetep harus belajar ya!!
Oiya, ada tips nih untuk kalian. Kalo misalkan kalian berada di suatu tempat PKPA dan berkeinginan untuk bisa bekerja disitu, buatlah kesan yang sangat amat memukau (dengan pengetahuan pastinya jangan dengan sensasi), maka pasti kalian akan dipanggil atau dihubungi untuk ditawarkan pekerjaan disitu. Usahakan juga dapat ilmu dan pengalaman sebanyak-banyaknya saat PKPA, karena ketika interview kerja (baik interview HR maupun user), kalian akan ditanya PKPA dimana dan selama disana melakukan apa saja. Terlihat lebih unggul lagi jika kalian membuat tugas khusus yang dapat menunjang kalian saat wawancara kerja nanti (tapi jangan memaksakan diri sampai sakit juga ya!). Intinya berusaha semampu kalian, berikan yang terbaik, bersikap sopan dan ramah kepada siapapun itu, dan jangan sombong atau tinggi hati karena kalian lebih pintar. Kalian tahu? Di dunia ini ada banyak sekali manusia yang lebih pintar dari kamu, hanya kamu belum bertemu saja dengan mereka. Jika bertemu pasti kamu akan malu dengan ilmu kamu yang hanya seperti butiran abu. Jadi teruslah belajar, dan jangan mudah merasa puas.
AND STAY SAFE !!
-----
Maybe for the next, aku harus nulis apa aja yang dipelajari selama profesi Apoteker kali ya, jadi kalian juga jadi kebayang dan mungkin bisa curi start untuk tahu lebih dulu permukaan-permukaannya.
Comments
Post a Comment